Ticker

6/recent/ticker-posts

Ibu Meninggal Ayah Menikah Lagi, Gadis Belia Ini Terpaksa Rawat Kedua Adiknya

Sungguh malang nasib Andini gadis cantik yang masih berusia 14 tahun, di usianya yang masih belia terpaksa harus memikul beban memenggantikan posisi orang tuanya untuk mengasuh dua adik nya yang masih kecil-kecil, ibunya tercintanya Ijaz(40) telah tiada dipanggil sang maha kuasa, sementara ayahnya pergi meninggalkan mereka lantaran telah menikah dengan wanita lain dan tinggal dengan wanita yang baru menjadi istrinya.

Gadis berhijab berasal Dusun Telayap, Desa Pangkalan Tampoi Kecamatan Kerumutan Kabupaten Pelalawan-Riau terpaksa berhenti sekolah karena harus mengasuh dua adik nya Purwanti(1,8) dan adik bungsunya Sidratul Jannah(04).

Sejak meninggal ibunya suasana dalam keluarganya berubah, Andini harus berperan sebagai orang tua tunggal untuk merawat dan mengasuh adik-adiknya yang masih kecil, tidak ada  lagi kebahagian, kegembiraan seperti gadis sebaya lain nya yang masih dibangku sekolah hari-harinya harus menjalani kehidupan layak nya sebagai ibu dan ayah.

Cuaca di Dusun Telayap sungguh terik, bahkan teriknya cuaca siang itu membuat suara bayi tersebut semakin keras, seakan-akan mengundang tetangga untuk datang menghampirinya.

Dengan sabar dan telaten, Andini menjaga kedua adiknya. Mereka bertiga tinggal di sebuah rumah papan sederhana. Rumah tersebut hanya memiliki dua pintu dan satu jendela.

Andini tak tergoda ajakan teman seusianya bermain. Ia lebih memilih menjaga kedua adiknya dengan penuh kasih sayang.

Saat ini, gadis kecil berhijab itu memikul beban yang cukup berat, lebih berat dari usianya saat ini. Andini harus menjadi ibu, sekaligus bapak bagi kedua adiknya tercinta.

Status itu ia sandang usai sepekan, ia dan kedua adiknya ditinggal pergi sang ibu selama- lamanya. Ibunda tercinta, Ijaz tutup usia setelah mencoba melawan penyakit Tubercolosis (TBC) akut.

Andini lah yang kini harus menjadi pembimbing dan pemberi kasih sayang untuk adik-adiknya. Mereka tumbuh tanpa bimbingan orang tua, tanpa pengawasan dan kasih sayang.

Faktor ekonomi semakin terhimpit, ditambah waktu luang semakin sempit, Andini terpaksa menanggalkan seragam sekolahnya di bangku kelas tujuh SMP.

Andini memilih meluangkan waktu dan menghabiskan masa mudanya guna mengurusi kedua adiknya.

Andini tetap berusaha tersenyum, namun di balik matanya ada duka mendalam. Pancaran wajahnya tak lagi gembira, dan lebih banyak diam daripada bicara.

Di usianya masih sangat belia, seharusnya bergembira, bersekolah dan melumat pelajaran demi pelajaran bersama teman-temannya.

Namun, Andini harus rela, kuat, tabah, serta ceria, demi kedua adiknya tercinta. Hanya kedua adiknya kini menjadi pelipur lara setelah tidak ada lagi orang tua.

Dedi Azwandi, pegiat sosial setempat sekaligus Wakil Ketua Yayasan Mualaf Center Riau, tak kuasa menahan lara ketika menceritakan kondisi Andini.

Dengan suara terbata-bata, ia menceritakan kesedihan melihat kondisi ketiga bocah itu harus menghadapi kenyataan pahit dan ujian serba berat tersebut.

"Andini bilang terlalu banyak kenangan di rumah itu untuk ditinggalkan," kata Dedi kepada Selasar Riau.

Dedi mengatakan ia telah berusaha mengajak ketiga anak perempuan itu ke Kota Pangkalan Kerinci, ibu kota Pelalawan. Untuk menuju ke Pangkalan Kerinci, Andini bisa menempuh jarak selama 4 jam perjalanan.

Namun, kata Dedi, Andini sangat berat meninggalkan rumah dengan sejuta kenangan itu. Ia mengatakan, di Pangkalan Kerinci, nantinya Andini akan diasuh oleh keluarga yang siap menjaga mereka.

Dedi bercerita, sejumlah pihak juga telah menyalurkan bantuan kepada keluarga Andini.

Bahkan, Badan Amil Zakat Sedekah Nasional (Baznas) menjamin pendidikan untuk Andini hingga ia mencicipi pendidikan tinggi lantaran semangat belajar Andini untuk belajar sungguh luar biasa, sebelum akhirnya ia memilih meninggalkan bangku sekolah.

Namun, Andini lebih banyak diam dan masih belum bersedia meninggalkan rumah peninggalanya ibunya.

"Dia semangat sekolahnya bagus, tapi lebih memilih menjaga adiknya. Kita sedang berusaha mencari solusi terbaik dan membujuk Andini agar bersedia pindah," lanjutnya.

Selain itu, Dedi juga berharap ada bantuan dari para tangan dermawan untuk membantu Andini dan adik-adiknya. Hanya bantuan itu yang dapat meringankan duka mereka bertiga.(RED)

Post a Comment

0 Comments