Ticker

6/recent/ticker-posts

Makalah Perbedaan Dan Jenis Manusia Purba Indonesia, China, Afrika, Erofa, Dan Mesir


BAB I
PENDAHULUAN


1.1. LATAR BELAKANG
     Penemuan - penemuan fosil di dunia banyak disumbang oleh Indonesia. Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan wilayah tropis dan mempunyai iklim yang cocok di huni manusia kala itu. Penemuan –penemuan fosil sangat bergua bagi perkembangan ilmu sejarah sekarang ini. Baik dalam hal menjelaskan kehidupan manusia kala itu,. Hewan yang pernah hidup dan bagaimana evolusi manusia hingga menjadi sekarang ini. Indonesia banyak menyumbang fosil manusia –manusia purba. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dijelaskan perkembangan manusia purba dari mulai bagaimana menemukannya,cirri-ciri dari manusia purba dan tempat ditemukanya,sampai evolusi manusia mulai dari pertama kali muncul hingga menjadi manusia sekarang ini.
     Dilihat dari hasil penemuan di Indonesia maka dapat dipastikan Indonesia mempunyai banyak sejarah peradapan manusia mulai saat manusia hidup. Dengan begitu ilmu sejarah akan terus berkembang sejalan dengan fosil- fosil yang ditemukan. Makalah ini dibuat untuk mengetahui lebih jelas dan terperinci mengenai fosil- fosil manusia purba yang ditemuakan di Indonesia. Penemuan –penemuan terbaru juga termasuk di dalamnya. Hal ini bermanfaat untuk mengetahui perkembangan fosil terbaru yang ditemukan seperti Homo Moernman. Dijelaskan pula tempat penemuan dan bentuk penemuannya agar isi makalah ini dapat dipercaya kebenaranya.

1.2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
ü  Perbedaan Manusia Purba yang ada di Indonesia, China, Afrika, Erofa dan Mesir
ü  Jenis-Jenis Manusia Purba Indonesia, China, Afrika, Erofa dan Mesir

1.3. TUJUAN
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
ü  Untuk mengetahui Perbedaan Manusia Purba yang ada di Indonesia, China, Afrika, Erofa dan Mesir
ü  Untuk Mengetahui JenisManusia Purba Indonesia, China, Afrika, Erofa dan Mesir

1.4.  MANFAAT
Adapun Manfaat yang didapatkan dalam penyusunan makalah ini
ü  Bagi penulis sendiri untuk menambah wawasan dan pengetahuan sejarah khususnya tentang manusia Purba.
ü  Bagi pembaca supaya bisa menjadi penambah pengetahuan dan ilmu yang telah kita miliki.




BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Manusia Purba
            Manusia Purba adalah manusia yang hidup di Zaman Prasejarah, Tanah air kita sudah dihuni manusia sejak jutaan tahun yang lalu. Fosil-fosil manusia purba banyak ditemukan di Indonesia yaitu sejak jutaan tahun yang lalu terutama di Pulau Jawa. Manusia purba adalah manusia penghuni bumi pada zaman prasejarah yaitu zaman ketika manusia belum mengenal tulisan. Ditemukannya manusia purba karena adanya fosil dan artefak. Fosil adalah sisa-sisa organisme (manusia, hewan, dan tumbuhan) yang telah membatu yang tertimbun di dalam tanah dalam waktu yang sangat lama.  Sedangkan artefak adalah peninggalan masa lampau berupa alat kehidupan/hasil budaya yang terbuat dari batu, tulang, kayu dan logam. Cara hidup mereka masih sangat sederhana dan masih sangat bergantung pada alam

2.2 Jenis dan Perbedaan Manusia Purba
1. Manusia purba di Indonesia
Pithecanthropus Erectus
Nama manusia purba ini berasal dari tiga kata, yaitu pithecos yang berarti kera, anthropus yang berarti manusia, dan erectus yang berarti tegak. Jadi Pithecanthropus Erectus berarti “ manusia kera yang berjalan tegak”. Nama sebutan itu didasarkan pada fosil yang ditemukan. Penemuan ini berupa tulang paha yang lebih besar dibandingkan tulang lengan. Demikian juga volume otaknya lebih besar dari pada kera, tetapi lebih kecil dari pada manusia.

Fosil ini ditemukan oleh seorang ahli purbakala dari negara Belanda yang bernama Eugene Dudois. Fosil manusia purba ini ditemukan di Desa Trinil, Ngawi, Jawa Timur tahun 1891 . Fosil sejenis juga ditemukan di Desa Jetis Mojokerto di lembah Kali Brantas tahun 1936 . Karena temuan itu berupa fosil anak-anak, oleh Weidenreich dinamakan Pithecanthropus Robustus. Von Koenigswald menamakannya Pithecanthropus Mojokertensis , karena ditemukan di Mojokerto.
Meganthropus Palaeojavanicus
Meganthropus Palaeojavanicus berasal dari kata mega yang berarti besar, anthropus yang berarti manusia, palaeo yang berarti tertua, dan javanicus yang berarti Jawa. Meganthropus Palaeojavanicus berarti “ manusia besar tertua dari Jawa”. Arti ini diambil berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tulang rahang atas dan rahang bawah jauh lebih kuat dari pada Pithecanthropus Erectus. Fosil ini ditemukan oleh von Koenigswald di Sangiran, Surakarta pada tahun 1941 . Sekarang di tempat tersebut dibangun Museum Purbakala Sangiran. Von Koenigswald menganggap fosil ini lebih tua dibandingkan dengan Pithecanthropus Erectus.
Homo
Homo berarti “manusia”. Fosil ini disebut homo karena menurut penyelidikan yang dilakukan oleh von Koenigswald , makhluk ini lebih tinggi tingkatannya dari pada Pithecanthropus

Erectus. Bahkan makhluk homo sebanding dengan manusia biasa. Ada dua jenis fosil homo, yaitu Homo Soloensis dan Homo Wajakensis .

Manusia Purba
Manusia Purba

Homo Soloensis berarti “manusia dari solo”. Fosil di temukan oleh Ter Haar dan Oppenorth di daerah Ngandong lembah Bengawan Solo . Sedangkan Homo Wajakensis berarti “manusia dari wajak” karena memang ditemukan di Desa Wajak, dekat Tulungagung Jawa Timur . Fosil ini ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1889 . Jenis manusia purba ini setingkat dengan Homo Soloensis. Fosil ini diperkirakan mirip dengan penduduk asli Australia.

Berdasarkan perkembangannya dikenal jenis homo yang lain yaitu Homo Sapiens . Homo Sapiens berarti “manusia cerdas”. Jadi, jenis manusia ini jauh lebih sempurna jika dibandingkan dengan makhluk sebelumnya. Jenis inilah yaang dikatakan sebagai nenek moyang bangsa Indonesia yang berasal dari Yunan.

Menurut von Koenigswald , fosil-fosil tersebut ditemukan di lapisan yang berbeda. Fosil Meganthropus Palaeojavanicus ditemukan di lapisan dilluvium bawah (lapisan Jetis). Fosil Pithecanthropus Erectus ditemukan di lapisan dilluvium tengah (lapisan Trinil). Adapun fosil Homo ditemukan di lapisan dilluvium atas (lapisan Ngandong). Berdasarkan keterangan tersebut dapat di simpulkan bahwa Meganthropus lebih tua dari pada Pithecanthropus Erectus. Namun, Pithecanthropus Erectus lebih tua dibandingkan dengan Homo.

2. Manusia purba di Cina
Manusia purba yang ditemukan di Cina disebut Homo Pekinensis , yang berarti “manusia dari Peking” (sekarang Beijing). Homo Pekinensis ditemukan di Gua Choukoutien sekitar 40 km dari Peking. Fosil ini ditemukan oleh seorang sarjana dari Kanada bernama Devidson Black. Berdasarkan penyelidikan, kerangka jenis manusia purba ini menyerupai kerangka Pithecanthropus Erectus. Oleh karena itu, para ahli menyebutnya juga dengan nama Pithecanthropus Pekinensis atau Sinanthropus Pekinensis yang berarti “manusia kera dari Peking”.

3. Manusia purba di Afrika
Manusia purba yang ditemukan di afrika disebut Homo Africanus yang berarti “manusia dari Afrika”. Fosilnya ditemukan oleh Reymond Dart. Fosil ini ditemukan di dekat sebuah pertambangan Taung Bostwana, tahun 1924. Setelah direkonstruksi ternyata membentuk kerangka seorang anak yang berusia sekitar 5 sampai 6 tahun. Fosil ini di beri nama Australopithecus Africanus, karena hampir mirip dengan penduduk asli Australia. Selanjutnya, Robert Broom menemukan fosil serupa yang berupa tengkorak orang dewasa di tempat yang sama.

4. Manusia purba di Eropa
Manusia purba yang ditemukan di Eropa disebut Homo Neandherthalensis. Nama itu mengandung arti “manusia Neanderthal”. Manusia jenis ini ditemukan oleh Rudolf Virchow di lembah Neander, Dusseldorf, Jerman Barat tahun 1856. Selain di Jerman, juga ditemukan di Gua Spy Belgia. Di Prancis ditemukan manusia purba yang disebut Homo Cro Magnon.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa perbedaan antara jenis Pithecanthropus Erectus dengan Homo Sapiens. perbedaan tersebut antara lain sebagai berikut:
Ruang tengkorak Pithecanthropus lebih kecil dibandingkan Homo Sapiens, sehingga volume otaknya juga lebih kecil. Ruang tengkorak Pithecanthropus kurang dari 1000 cc, sedangkan ruang tengkorak Homo Sapiens lebih dari 1000 cc.
Tulang kening Pithecanthropus lebih menonjol ke depan.
Tulang rahang bawah Pithecanthropus lurus ke depan sehingga tidak berdagu, sedangkan Homo sapiens berdagu.
Tulang rahang dan gigi Pithecanthropus lebih besar dan kuat dari pada tulang rahang Homo sapiens.
Tinggi dan berat badan Homo Sapiens lebih besar yaitu 130-210 cm dan 30-150 kg.
Nah demikian penjelasan dari artikel saya yang berjudul Perbedaan Manusia Purba dan Jenis-Jenisnya. Semoga dengan artikel saya ini kalian dapat pemahaman tentang populasi manusia purba ada dimana saja.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Setiap Posil Manusia purba yang ditemukan di negara-negara yang berbeda, berbeda pula bentuk dan krangkanya.

2. Saran
Adanya kritik dan tindak lanjut dari makalah ini supaya dapat selalu di kembangkan


Post a Comment

0 Comments